Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam https://e-journal.stisbima.ac.id/index.php/ittihad <table style="width: 807px; height: 404px;"> <tbody> <tr style="height: 389.667px;"> <td style="width: 478.531px; height: 389.667px;"> <h1><strong>About the Journal:</strong></h1> <p><strong>Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam</strong></p> <ul style="list-style-type: square;"> <li class="show">Publication Frequency: 2 Times a Year<br><br></li> <li class="show">Prefix DOI:<strong><a href="https://doi.org/10.61817/ittihad.v10i2">10.61817</a><br><br></strong></li> <li class="show">Publisher: LPPM STIS Al-Ittihad Bima<br><br></li> <li class="show">Url: <a href="https://e-journal.stisbima.ac.id/index.php/ittihad">https://e-journal.stisbima.ac.id/index.php/ittihad</a><br><br></li> <li class="show" style="text-align: justify;">Grade:<strong><a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/13379">&nbsp;Sinta 5</a> </strong>Accredited by the Director General of Strengthening Research and Development, Ministry of Research Technology and Higher Education of the Republic of Indonesia.</li> </ul> </td> <td style="width: 245.469px; height: 389.667px; padding-left: 30px;"><img style="float: right;" src="/public/site/images/admin/Cover_Jurnal_Al-Ittihad_3D.png" width="245" height="395"></td> </tr> </tbody> </table> <p style="text-align: justify;"><strong>Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam </strong>(e-ISSN&nbsp;<a href="http://u.lipi.go.id/1575871354">2721-6829</a>, p-ISSN&nbsp;<a href="http://u.lipi.go.id/1425950324">2442-6938</a>)&nbsp;is a journal published to support the development of Islamic thought. Al-Ittihad Journal publishes articles related to Islamic thought and law, both in theoretical and empirical studies, published twice (June and December) by Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)&nbsp;<a href="https://stisbima.ac.id/">STIS Al-Ittihad Bima</a> since 2015. The editors accept and edit writings if they do not reduce the substance.</p> en-US <p><a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" rel="license"><img src="https://i.creativecommons.org/l/by-sa/4.0/88x31.png" alt="Creative Commons License"></a><br>This work is licensed under a&nbsp;<a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" rel="license">Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License</a>.</p> muh.mutawali@uinmataram.ac.id (Muhammad Mutawali) nasrullah@stisbima.ac.id (Nasrullah) Thu, 10 Jul 2025 00:00:00 +0700 OJS 3.1.2.1 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 DISFUNGSI PIDANA MATI BAGI KORUPTOR PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN FIKIH KONTEMPORER https://e-journal.stisbima.ac.id/index.php/ittihad/article/view/273 <p>Korupsi dikategorikan ke dalam kejahatan luar biasa (<em>extraordinary crime</em>), karena akibat yang ditimbulkannya dapat merusak sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Korupsi&nbsp; menghambat kemajuan dan pembangunan bangsa, meningkatkan jumlah kemiskinan dan bahkan bisa membunuh ekonomi negara. Begitu berbahayanya sampai pemerintah memberikan perlakuan khusus untuk menangani kejahatan ini dengan membentuk aturan dan perangkat hukum tersendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kenapa pidana mati bagi pelaku korupsi tidak pernah terlaksana hingga kini. Dengan menggunakan metode analisis kualitatif terhadap data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan, maka ditemukan bahwa frasa “keadaan tertentu” dalam pasal 2 ayat (2) Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU TPK) tidak memiliki pengertian yang pasti (<em>blur</em>) seperti negara dalam keadaan bahaya, terjadi bencana nasional, sebagai bentuk pengulangan kejahatan, dan pada waktu negara dalam keadaan krisis ekonomi dan moneter. Penjelasan seperti ini menghilangkan hukuman pidana mati bagia pelaku korupsi di luar empat ketentuan tersebut. Dari temuan ini maka dapat disimpulkan bahwa disfungsi pidana mati bagi pelaku korupsi disebabkan adanya pembatasan keadaan cakupan perbuatan korupsi yang bisa dihukum mati yang ada pada aturan pasal 2 ayat (2) UU TPK. Untuk itu, penulis menyarankan kepada pemerintah dan badan legislatif untuk segera melakukan revisi terhadap UU TPK dengan menghapus frasa “keadaan tertentu” dan menambahkan satu pasal baru yang mengatur tentang pidana mati secara tegas mencakup semua bentuk korupsi yang merugikan bangsa dan negara, serta jelas dan terukur mengatur tentang batas minimum korupsi yang wajib dijatuhi pidana mati, misalnya minimal Rp 1.593.750.000,- berdasarkan mazhab Syafi’i, atau minimal Rp 6.375.000.000 &nbsp;berdasarkan mazhab Hanafi.</p> Dewi Ervina Suryani, Muhammad Faisal Hamdani, Muhammad Iqbal Irham Copyright (c) 2025 Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam https://e-journal.stisbima.ac.id/index.php/ittihad/article/view/273 Thu, 10 Jul 2025 00:00:00 +0700 MENAKAR URGENSI PENERAPAN KONSEP KAFA’AH DALAM PERNIKAHAN https://e-journal.stisbima.ac.id/index.php/ittihad/article/view/272 <table width="529"> <tbody> <tr> <td width="321"> <p><em>This article examines the urgency of implementing the concept of kafa’ah (compatibility) in marriage from an Islamic perspective. The concept encompasses equality in religion, morality, social status, economy, and education, which are believed to contribute to a harmonious household. The research employs a literature review method with a descriptive qualitative approach. The findings indicate that while scholars differ on the specific elements of kafa’ah, most agree that faith and piety are the essential foundations in selecting a life partner. The application of kafa’ah remains relevant in the contemporary era to build a sakinah (peaceful), mawaddah (loving), and rahmah (compassionate) family.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Kafa’ah, Islamic marriage, family harmony, faith, equality.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> </td> </tr> </tbody> </table> Shofwan Supardiyono, Farkhani, Umar Multazam Copyright (c) 2025 Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam https://e-journal.stisbima.ac.id/index.php/ittihad/article/view/272 Fri, 11 Jul 2025 11:33:31 +0700